"Dunia adalah permainan dan senda gurau" [QS.
al-Ankabuut (29): 64] "Kesenangan yang menipu" [QS. Ali Imran (3):
185] " Kesenangan yang terbatas dan sementara" [QS. Ali Imran (3):
196-197] "Jalan atau jembatan menuju akhirat" Rasulullah saw
bersabda, : "Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau
musafir." (HR Bukhari dari Ibnu Umar)
Bila Quran menyebut bahwa
kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau (la'ibun
walahwun), itu untuk mengingatkan kita bahwa kesenangan-kesenangan dalam
kehidupan dunia itu hanya sebentar, tidak kekal. Jangan sampai kita terpedaya.
Suatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada
shahabat-shahabatnya: “Tahukah kalian siapa itu yang disebut orang bangkrut?”
Mereka pun menjawab, “Kalau di kita, orang bangkrut ialah orang yang sudah tak
lagi punya uang dan barang.”
Ternyata Nabi Muhammad SAW mempunyai maksud lain. Terbukti beliau berkata: “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah yang datang di hari kiamat kelak dengan membawa pahala-pahala salat, puasa, dan zakat; namun dalam pada itu sebelumnya pernah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, dan memukul ini. Maka dari pahala-pahala kebaikannya, akan diambil dan diberikan kepada si ini dan si itu, kepada orang-orang yang yang telah ia lalimi. Jika pahala-pahala kebaikannya habis sebelum semua yang menjadi tanggungannya terhadap orang-orang dipenuhi, maka akan diambil dari keburukan-keburukan orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya; kemudian dia pun dilemparkan ke neraka.” (Dari hadis shahih riwayat imam Muslim bersumber dari shahabat Abu Hurairah). Na’udzu billah min dzalik.
Ternyata Nabi Muhammad SAW mempunyai maksud lain. Terbukti beliau berkata: “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah yang datang di hari kiamat kelak dengan membawa pahala-pahala salat, puasa, dan zakat; namun dalam pada itu sebelumnya pernah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, dan memukul ini. Maka dari pahala-pahala kebaikannya, akan diambil dan diberikan kepada si ini dan si itu, kepada orang-orang yang yang telah ia lalimi. Jika pahala-pahala kebaikannya habis sebelum semua yang menjadi tanggungannya terhadap orang-orang dipenuhi, maka akan diambil dari keburukan-keburukan orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya; kemudian dia pun dilemparkan ke neraka.” (Dari hadis shahih riwayat imam Muslim bersumber dari shahabat Abu Hurairah). Na’udzu billah min dzalik.
Allah
dalam firmanNya, Surat Al Hadiid ayat 20 menegaskan yang artinya sebagai berikut :
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan, senda gurau, bermewah-mewah, dan saling membanggakan
kekayaan dan anak pinak di antaramu, Ibarat hujan menyirami bumi,
tumbuh-tumbuhan menjadi subur menghijau, mengagumkan para petani. Lalu tanaman
itu mengering, nampak menguning, kemudian menjadi rapuh dan hancur. Sedang di
akhirat kelak, ada azab yang berat bagi mereka yang mengganderungi kemewahan
dunia, namun ada ampunan dan keridhaan Allah bagi yang mau bertobat.
Demikianlah kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu
belaka. (QS. Al Hadiid 57:20)
Tegas Allah mengatakan dalam ayat tersebut
bahwa kehidupan di dunia adalah permainan, dan kesenangan yang palsu belaka.
Adakah makna atau arti dari firman Tuhan itu
nyata-nyata dapat kita rasakan ?
Tentu ada yang merasakan akan kebenaran dari
makna bahwa kehidupan didunia adalah permainan. Namun adalah banyak pula yang
tidak merasakan demikian; bahkan malah bertanya barang kali semisal apalah
artinya manusia tercipta jika kehidupan di dunia hanyalah permainan belaka ?
Sedikit saya mencoba memaknai atau mengurai
dari ayat atau firman Tuhan itu. Sebagai berikut ini :
1. Kehidupan
di dunia adalah hanya permainan. Ya…, bukankah semua manusia pada akhirnya
akan mati?, bisa mati kala bayi, kala anak-anak, usia muda dan bisa hingga tua
renta baru mati.
2. Kehidupan di dunia, jika manusia berhasil
dalam hidupnya dalam arti hartanya berlimpah ruah, semua materi kemewahan
dipunyai; namun hingga semisal telah
berusia tua sepertinya nilai harta yang dimiliki tak memberi arti kesenangan
atau kebahagiaan apapun. Belum lagi jika mengalami masa-masa sakit dalam
waktu hidupnya semisal kencing manis, struk, darah tinggi, lumpuh; sudah tentu
kekayaan hartanya tak memberi kenikmatan.
3. Ada gambaran baru-baru ini, Presiden
Mu’ammar Kaddafi. Beliau penguasa di negerinya, harta berlimpah ruah. Kebutuhan apapun didunia sangat mudah
dipenuhi. Namun apa akhirnya? Beliau berpulang
pula ke rahmatullah, beliau meninggal tak secuilpun membawa harta mewahnya yang
ditumpuk-tumpuk selama hidupnya. Kenikmatan kekuasaannya sirna begitu saja
dalam akhir kematiannya dengan tanpa do’a puji dari sebagian rakyat yang
membencinya dikala kuasa. ( Wallahua’lam, semoga arwah beliau diterima
disisinya).
4. Gus Dur, seperti banyak kita fahami
bahwa beliau adalah yakin bener kalau kehidupan di dunia adalah
permainan belaka; dimana beliau berpulang pula kerahmatullah dengan tanpa beban
meninggalkan dunianya atau harta dunianya atau kekuasaan yang pernah
diperjuangkannya, tiada tersirat keraguan untuk meninggalkan istri dan
anak-anak tercintanya. Beliau meninggal dengan sangat terhormat, banyak diantar
dengan pujian do’a oleh umat pencintanya. Keharuman namanya terus dikenang.
kuburan tempat beliau disemayamkan terus disiarahi oleh banyak umat
muslim. Tentu Gus Dur karena sangat
yakin akan kehidupan akhirat; sehingga benar-benar kehidupan di dunia disikapi
sebagai permainan belaka, maka amal bakti hidupnya berorientasi pada
perbuatan sebagai amal ibadah, berbuat untuk kemaslahatan orang banyak,
semata - mata karena mengharap rido Allah dan karena yakin akan kehidupan kekal
abadi di akhirat. Subhaanallah.
5. Kehidupan di dunia memang ada yang merasakan melelahkan , ada pula yang santai
tetap ceria bahagia hidupnya walau banyak penderitaan. Nah tentu disini
rahasianya adalah kemampuannya mengartikan tentang arti permainan dalam
kehidupan di dunia ini.
Itu sedikit menurut saya pripadi dalam
mengartikan tentang “Kehidupan di dunia hanyalah permainan”. Tentu bagi yang
lain akan beda memaknainya; atau bahkan justru mengartikan kalau kehidupan di
dunia ini bukanlah permainan, adalah nyata-nyata kehidupan yang harus dinikmati
dengan semangat juang demi kebahagiaan hidup didunia semata.; bisa dengan
segala cara apapun.
Bagaimana saudara memaknai arti kehidupan di
dunia ini?
Adapun dalam ayat tersebut, ditegaskan tentang kehidupan akhirat yang didalamnya nantinya
ada azab, ada ampunan dan ada keridhaan Allah.
Kesimpulan saya, jika yakin akan adanya kehidupan akhirat, yakin adanya surga dan neraka;
maka tentu kita akan nyata-nyata merasakan bahwa kehidupan didunia hanyalah
permainan. Dan kesenangan didunia jika salah menyikapi adalah menjadi
kesenangan yang palsu belaka.